Selamat Datang DI Blog Saya Yang Sederhana Ini.... Awalnya Ku buat blog ini buat sekedar rasa kepuasanku dalam mebuat suatu karya, walaupun tak perfect namun inilah kemampuanku dan yang paling penting adalah respon positif dari Kawand-kawand baik yang kenal maupun yang numpang mampir alhamdulillah kalo dibaca hehehe ^_^ Dan Dengan Pembuktian Ini juga Saya Bisa Mengembangkan Imajinasi Saya Untuk Bisa Berkarya dan Bisa Berbagi Ke Kawand-kawand Semua........ simply enjoy and have fun with The Ordinary Girl!

Tanah Kelahiran Koe

Sekilas


Mungkin kalian pernah mendengar sebutan kota cengkeh. Itulah julukan bagi Kabupaten Tolitoli. Kabupaten yang terletak di bagian utara Provinsi Sulawesi Tengah ini memiliki ciri khas cengkeh. Hampir separoh dari pegunungan Tolitoli ditanami cengkeh. Hutan blukar di daerah ini dirambah dan digantikan dengan cengkeh.

Daerah Tolitoli merupakan salah satu daerah yang perkembangan transportasinya dari tahun ke tahun cenderung lambat. Sejak tahun 1980-an hingga sekarang pesawat udara yang dapat mendarat masih sebatas Casa dengan penumpang 12 orang dengan jadwal penerbangan tidak setiap hari. Pembangunan transportasi darat kurang lebih sama, padahal untuk mendukung kelancaran distribusi hasil perkebunan rakyat yang dikatakan melimpah seharusnya didukung dengan sarana transportasi yang memadai. Ada beberapa tempat wisata di Tolitoli yang sangat indah, yaitu pantai Lalos, Sabang Tende, Bajugan, Kolondom dan wisata bawah laut dengan terumbu karang yang masih asli dan berbagai pulau yang sangat cocok untuk resort.




Untuk menuju ke kabupaten ini tidak susah. Ada tiga jalur dan jenis transportasi yang bisa digunakan. Dari Palu, ibukota Provinsi Sulawesi Tengah Anda bisa melintasi selat Makassar dengan menggunakan kapal pelayaran milik Pelni. Hanya sembilan jam kalian sudah sampai ke Pelabuhan Dede Tolitoli. Jalur darat, kalian bisa memilih dua jalur. Jalur wilayah pantai barat, Kabupaten Donggala dan jalur wilayah Pantai Timur Kabupaten Parigi Moutong. Jarak tempuh bervariasi, tergantung seberapa laju kalian menyetir kendaraan roda empat. Tapi umum 10 hingga 11 jam.
Jalur lain yang kalian bisa gunakan adalah jalur udara. Hanya 45 menit dari Bandara Udara Mutiara Palu, pesawat kalian sudah landing di Bandara Udara Mutiara Lalos. Namun untuk jenis penerbangan ini baru tersedia pesawat Jenis Cassa.
Tolitoli didiami lebih dari 200 ribu jiwa penduduk. Suku dan adat istiadatnya sangat heterogen. Mereka selalu hidup berdampingan damai, karena itulah Tolitoli selalu dikenal dengan daerah teraman di Sulawesi Tengah.


Sejarah

Nama Tolitoli berasal dari kata Totolu yang berarti tiga. Bangsa Tolitoli berasal dari 3 manusia kahyangan yang menjelma ke bumi melalui Olisan Bulan (Bambu Emas), Bumbung Lanjat (Puncak Pohon Langsat) dan Ue Saka (Sejenis Rotan). Jelmaan Olisan Bulan dikenal sebagai Tau Dei Baolan atau Tamadika Baolan yang menjelma melalui Ue Saka yang dikenal sebagai Tau Dei Galang atau Tamadika Dei Galang. Sedangkan seorang putri yang menjelma sebagai Bumbung Lanjat dikenal sebagai Boki Bulan.
Kemudian nama Totolu berubah menjadi tontoli sebagaimana tertulis dalam Lange-Contrack 5 Juli 1858 yang ditandatangi pihak Belanda antara Dirk Francois dengan Raja Bantilan Syaifuddin. Tahun 1918 berubah menjadi Tolitoli seperti terlihat dalam penulisan Korte Verklaring yang ditandatangani Raja Haji Mohammad Ali dengan pemerintah Belanda yang berpusat di Nalu.
Bahasa yang dipakai sehari-hari adalah Bahasa Geiga. Bahasa ini menurut Ahli Bahasa AC. Kruyt dan DR. Adriani termasuk dalam kelompok Bahasa Tomini yang tersebar antara Desa Towera di daerah Kabupaten Donggala sampai dengan Desa Molosipat di perbatasan Gorontalo.